Tuesday 12 September 2017

Ternyata Tertawa Berbahak-bahak dapat Mematikan


“Banyak tertawa itu dapat mematikan hati“. (HR. Ahmad).

Rencongmuda | Ajaran Islam mengatur tata hidup para umat manusia sedemikian rupa, masalah yang biasa kita anggap kecil seperti tertawa, dalam hal ini Allah SWT mengingatkan, “Maka hendak lah mereka sedikit tertawa dan banyak mengangis sebagai pembalasan dari apa yang selalu kamu kerjakan,” [QS At-Taubah : 82]

Rasulullah SAW juga  bersabda:

“Banyak tertawa itu dapat mematikan hati“. (HR. Ahmad). Dalam hadits lain dikatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Sedikitkanlah tertawamu, karena banyak tertawa akan mematikanmu“.

Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya jika kalian mengetahui apa yg aku ketahui, kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis“. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)



Bagaimana tertawa yg dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah? Yaitu tertawa sejenis tabassum atau tersenyum. Karena tertawa yg paling baik adalah tabassum atau tersenyum. Dan senyum terhadap saudaramu adalah sedekah.


Abdullah bin Harits mengatakan: “Tertawanya Rasulullah SAW hanya sekedar tersenyum“. (HR. Tirmidzi)


Adapun tertawa sampai terbahak-bahak atau dalam bahasa arabnya disebut qahqahah, adalah tertawa sejenis tertawanya syetan, karena syetan tertawanya seperti itu, terbahak-bahak dan sampai memuku-mukul diri.
Tertawa berlebihan inilah yang sangat dilarang. Begitupun dengan tertawa sejenis tertawa biasa (dhohik), selagi tidak berlebihan dibolehkan, namun tetap makruh jika berlebihan. Oleh karenanya, tertawa sejenis yang biasa inilah yg harus dikurangi.


Berbicara berlebihan atau banyak bicara merupakan hal yang dapat membuat hati seseorang menjadi keras. Karena ucapan berhubungan erat dengan hati.


“Janganlah kalian banyak bicara tanpa mengingat, karena banyak bicara tanpa mengingat Allah dapat membuat hati menjadi keras dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yg berhati keras“. [HR. Tirmidzi].


Itulah mungkin kenapa orang yg banyak bicara hatinya menjadi keras. Karena didalam bicara ada kemungkinan terselip kebohongan, menggunjing, menghina, mencaci, berkata buruk, membuka aib orang, melecehkan orang dengan tertawa penuh kesombongan, menyampaikan yg tidak ada manfaatnya, sedangkan membuka aib orang ataupun ghibah adalah dosa yang sangat besar, semakin banyak dosa maka semakin keras pula hatinya.


Imam Syafi’i mengatakan: “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahanlah (jangan bicara)“.

Sumber : Ig IslamiqPedia



Previous Post
Next Post

0 komentar: