[FOTO : Monumen Radio Rmba Raya | Google] |
“Republik Masih Ada, Dan
Disini Aceh, Republik Indonesia Masih Ada, Karena Pemimpin Republik Masih Ada,
Tentara Repubklik Masih Ada, Pemerintah Republik Masih Ada, Wilayah Republik
Masih Ada Dan Disini Adalah Aceh”.
Rencongmuda |Begitulah isi siaran
singkat yang disampaikan pada saat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia dari penjajah. Berita itu disampaikan langsung dari stasion
radio dengan kekuatan satu kilowatt dengan frekuensi 19,25 dan 61 meter.
Pada saat suasana
genting, radio Belanda Hilversum, secara lantang menyiarkan bahwa Republik
Indonesia sudah hancur, yang parahnya lagi sebagian dunia percaya.
Pada 19 Desember 1948,
Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo, menggelar sidang Dewan pertahan
Daerah, dan pada 20 Desember 1948 memutuskan untuk membangun pemancar radio
yang kemudian dinamakan Radio rimba Raya.
Pada malamnya, Radio
Rimba Raya (RRR) langsung mengudara menembus angkas untuk memberitakan bahwa RI
yang berdasarkan Pancasila masih ada dan Revolusi 1945 tetap menyala.
Radio
ini beroperasi ditengah hutan raya Gayo dan sangat berjasa dalam memberitakan
tentang kemerdekaan Indonesia. Siarannya dapat terdengar langsung oleh bebrapa
stasion yang berada di semenanjung Melayu (Malaysia), Singapure, Vietnam,
Manila, bahkan hingga ke Australia dan Eropa. Berita yang disajikan pun dalam
lima bahasa.
Monumen
Radio Rimba Raya diresmikan oleh Menteri koperasi / kepala Bulog, Bustanil
Arifin pada 27 Oktober 1987, yang terletak di desa Rimba Raya, Timang gajah,
kabupaten Bener Meriah.
Sumber
: banyak sumber yang dikutip
0 komentar: