Friday 8 September 2017

Sejarah Radio Rimba Raya, Radio yang Mempertahankan Kemerdekaan RI

[FOTO : Monumen Radio Rmba Raya | Google]
 “Republik Masih Ada, Dan Disini Aceh, Republik Indonesia Masih Ada, Karena Pemimpin Republik Masih Ada, Tentara Repubklik Masih Ada, Pemerintah Republik Masih Ada, Wilayah Republik Masih Ada Dan Disini Adalah Aceh”.

Rencongmuda |Begitulah isi siaran singkat yang disampaikan pada saat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah. Berita itu disampaikan langsung dari stasion radio dengan kekuatan satu kilowatt dengan frekuensi 19,25 dan 61 meter.

Pada saat suasana genting, radio Belanda Hilversum, secara lantang menyiarkan bahwa Republik Indonesia sudah hancur, yang parahnya lagi sebagian dunia percaya.

Pada 19 Desember 1948, Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo, menggelar sidang Dewan pertahan Daerah, dan pada 20 Desember 1948 memutuskan untuk membangun pemancar radio yang kemudian dinamakan Radio rimba Raya.

Pada malamnya, Radio Rimba Raya (RRR) langsung mengudara menembus angkas untuk memberitakan bahwa RI yang berdasarkan Pancasila masih ada dan Revolusi 1945 tetap menyala.

Radio ini beroperasi ditengah hutan raya Gayo dan sangat berjasa dalam memberitakan tentang kemerdekaan Indonesia. Siarannya dapat terdengar langsung oleh bebrapa stasion yang berada di semenanjung Melayu (Malaysia), Singapure, Vietnam, Manila, bahkan hingga ke Australia dan Eropa. Berita yang disajikan pun dalam lima bahasa.

Monumen Radio Rimba Raya diresmikan oleh Menteri koperasi / kepala Bulog, Bustanil Arifin pada 27 Oktober 1987, yang terletak di desa Rimba Raya, Timang gajah, kabupaten Bener Meriah.

Sumber : banyak sumber yang dikutip


Previous Post
Next Post

0 komentar: