Thursday 7 September 2017

Jadikanlah Shalat Sebagai Kewajiban dan Kebutuhanmu



Rencongmuda | Sering kita mendengar bahwa “Shalatlah kamu, sebelum kamu di shalatkan”, tapi selama ini kita banyak melihat atau pun kita sendiri yang merasakan bahwa kita bermalas-malasan untuk melakukan shalat dengan memandang bahwa itu sebagai kewajiban, bukan sebagai suatu kebutuhan, termasuk dalam beribadah seperti shalat.

Coba kita bayangkan, jika tiba-tiba shalat itu dilarang. Bagaimana reaksi kita yang muncul di jiwa? Merasa kehilangan kah? Ataukah malah  merasa bahagia?

Jawablah dengan hati nurani kita masing-masing. Selama ini kita shalat dengan terpaksa, atau berdasarkan kebutuhan kita? Wajar saja jika shalat kita tidak pernah sempurna. Shalat kita sering kali hanyalah asal gugur kewajiban. Asal syarat rukun terpenuhi, habis urusan. Kita banyak tidak peduli apakah shalat kita memiliki efek terhadap kehidupan kita setelah tahiyat akhir kita kumandangkan. Tak lagi peduli apakah setelah kita shalat bisa melaksanakn  yang makhruf dan mencegah yang mungkar. Tak lagi peduli apakah kita benar ‘mendirikan’ shalat atau hanya sekedar ‘mengerjakan’ shalat.


Wajar kita lihat saja orang yang shalatnya genap lima wakgtu, tapi masih saja menggelumbungkan dana di kantornya. Karena selama ini ia tidak mrnjadikan shalat sebagai kebutuhan hidup. Tapi hanya menjadikan shalat sebagai suatu kewajiban yang memaksa. 

Sumber : Buku Ahmad Rifa'i Rif'an
Previous Post
Next Post

0 komentar: